“Aku akan membangkitkan untuk mereka seorang
nabi dari antara saudara mereka, seperti kamu (Musa)” (Ulangan 18:18)
Tidak Ada Hukum Baru
Musa dan Muhammad membawa syari’at atau hukum baru untuk
umatnya. Musa tidak hanya menyampaikan 10 firman Allah kepada bangsa Israel,
tetapi juga hukum ibadah yang luas sebagai petunjuk bagi umatnya. Muhammad datang
ditengah2 masyarakat yg penuh dengan kebiadaban dan kebodohan. Mereka mengawini ibu
tiri, mengubur anak perempuannya hidup2, mabuk2an, melakukan perzinahan,
kemusyrikan dan perjudian sepanjang hari.
Edward Gibbon
dalam bukunya Decline and the
Gall of Roman Empire mengatakan :
“The human brute,
almost without sense, is poorly distinguished from the rest of the animal
creation”. (Manusia brutal,hampir tanpa perasaan, sulit dibedakan dengan
perilaku hewan).
Pada saat itu hampir tidak ada perbedaan antara ‘Manusia’
dengan ‘Hewan’. Mereka adalah binatang yg berbentuk manusia. Dari lembah yg
hina ini, Muhammad mengentas mereka menjadi manusia terhormat dan menuju
kepanggung sejarah yg sangat mengagumkan.
Thomas Carleyle mengatakan :
“To the Arab nation it
was a birth from darkness into light. Arabian first became alive by means of
it. A poor shepherd people, roaming
unnoticedin its deserts since the creation of the word. See, the unnoticed
become word notable, the small has grown word-great. Within one century
afterword Arabia was at Granada on a one
hand and at Delhi on the other. Glancing in valour and splendour, and the light
of genius, Arabia shines over a great section of the word”. (Bagi bangsa Arab,
hal ini merupakan kelahiran dari kegelapan menuju pencerahan. Arabia menjadi
hidup petama kali karenanya. Sebuah bangsa gembala yg miskin, petualang gurun
pasir yg tidak pernah disebut2 prestasinya, dari lembah sunyi dan tandus sejak
awal kehidupan didunia ini. Lihatlah, dari bangsa yg terkucil dan tidak
diperhitungkan ini, menyentak dunia karena menjadi bangsa yg berwibawa dan
menjadi pusat perhatian. Hanya dalam satu abad kemudian, Arab telah terbentang
dari Granada sampai New Delhi. Dengan cahaya keberanian dan kegagahan serta
kecerdasan, bangsa Arab menerangi sebagian besar belahan dunia).
Kenyataan ini menunjukan Muhammad telah menyampaikan kepada
masyarakatnya suatu hukum dan aturan yg belum pernah mereka kenal sebelumnya.
Bagaimana dengan Yesus? Ketika orang2 Yahudi
mencurigainya sebagai seorang penipu dengan tujuan untuk menyesatkan ajaran
mereka, Yesus kesulitan untuk meyakinkan mereka
bahwa beliau datang bukan membawa ajaran dan syariat yg baru.
Beliau menegaskan, “Tidak ada hukum baru dan tidak ada ajaran2
baru” sebagai yg termaktub dalam
Matius 5 : 17-18, yg berbunyi :
“Janganlah kamu
menyangka bahwa aku datang untuk merombak huikum taurat atau kitab para nabi.
Aku datang bukan untuk merombaknya, melainkan untuk menggenapinya. Karena
sesungguhnya aku berkata kepadamu : ‘langit dan bumi lenyap, satu nokhtah atau
satu titikpun sekali2 tiada akan lenyap daripada hukum Taurat itu sampai
semuanya terjadi’”.
Dengan kata lain, dia datang bukan untuk membawa hukum baru,
melainkan untuk melengkapi hukum Taurat. Inilah yang dia sampaikan kepada bansa
Yahudi. Jika dia ingin merombak hukum Taurat, bisa saja dia mengatakan dengan
tegas untuk mencoba menggertak orang2 Yahudi agar menerimanya sebagai utusan
Tuhan. Atau dengan berbagai cara, bisa saja dia memaksa mereka untuk menetima
ajarannya. Tetapi utusan Tuhan ini tidak akan memakai cara kotor untuk
menumbangkan ajaran Tuhan yg sudah termaktub dalam Taurat. Bahkan beliau
sendiri juga melaksanakan ajaran itu. Dia menjaga keutuhan hukun Taurat dan
menghormati kesucian hari Sabat (Sabtu). Orang Yahudi tidak pernah menudingkan
jari kepada Yesus dan berkata : “Mengapa
kamu tidak berpuasa?”, atau “Mengapa kamu tidak mencuci tanganmu sebelum makan
roti?”. Tuduhan2 seperti itu hanya ditujukan kepada para pengikutnya,
tetapi tidak pernah dilemparkan kepada Yesus. Sebab Yesus adala orang saleh yg
senantiasa menjunjung tinggi hukum Taurat. Pendek kata, Yesus tidak melahirkan
agama baru dan tidak membawa hukum baru seperti Musa dan Muhammad.
“Benarkah begitu?” Kutanya Pendeta itu.
“Ya benar!” jawabnya.
“Kalau begitu, Yesus tidak seperti Musa tetapi Muhammad
seperti Musa”, kesimpulanku.
Bagaimana Mereka Mati
“Musa dan Muhammad wafat secara wajar sebagaimana manusia
pada umumnya. Tetapi menurut Injil Kristen yg anda percaya Yesus wafat dalam
penyaliban yg sangat mengerikan..”,
“Benarkah itu?”
“Ya benar!”, jawab Pendeta.
“Berarti Yesus tidak seperti Musa, tapi Muhammad seperti Musa”,
tukas saya.
Tinggal Di Syurga
“Musa dan Muhammad dimakamkan di bumi, tetapi menurut anda
Yesus bersemayam di syurga...”
“Benarkah itu?”, kutanya lagi.
“Ya benar!” jawab si Pendeta.
“Kalau begitu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad
seperti Musa”, kesimpulanku.
Ismail Anak Sulung
Karena Dominee itu sudah tidak berdaya membenarkan setiap
poin yg kuajukan, maka saya berkata : “Dominee, sampai sejauh ini yg telah saya
lakukan adalah hanyalah untuk membuktikan satu poin saja dari keseluruhan
ramalan itu, yakni pengertian kata2 “Seperti
kamu- seperti Musa” . Tentunya ramalan itu masih banyak lagi diantara
kalimat “Aku akan membangkitkan untuk
mereka seorang nabi dari antara saudara mereka, seperti kamu”. Nah, sekarang mari kita bahas pengertian kalimat “dari antara saudara mereka”
yang tercantum pada ayat itu. Musa dan para pengikutnya adalah bangsa Israel,
dan tidak diragukan lagi, saudara mereka adalah bangsa Arab. Andakan sudah tau,
Bibel (Al Kitab) mengatakan bahwa Abraham itu sahabat Tuhan. Abraham (Ibrahim)
mempunyai 2 istri yang bernama Sarah
dan Hajar. Hajar melahirkan anak bernama Ismael
(Ismail) sebagai anak sulung Abraham. Simaklah bunyi ayat Bibel dibawah ini :
“Dan Abraham menamai anak itu Ismael” (Kejadian 16:15)
“Setelah itu Abraham memanggil Ismael, anaknya...” (Kejadian
17:23
)
“Dan Imael, anaknya berumur 13 tahun, ketika dikerat kulit
khitannya” (Kejadian 17:25)
Sampai berumur 13 tahun, Ismael adalah anak tunggal nabi
Ibrahim. Ketika perjanjian itu disahkan antara Tuhan dan Ibrahim, Allah
mengaruniai seorang putra lagi kepada Ibrahim melalui rahim Sarah, anak itu bernama Ishak yg usianya jauh lebih muda dari
pada Ismail.
Bangsa Arab Dan Yahudi
Jika Ismail dan Ishak adalah anak Ibrahim, berarti mereka
berdua adalah saudara. Keturunan Ishak adalah bangsa Israel atau Yahudi,
sedangkan keturunan Ismail adalah bangsa Arab. Jadi bangsa Arab dan bangsa
Israel adalah bersaudara. Bibel (Al Kitab) telah menegaskan sebagai berikut :
“Maka ia (Ismail) pun
akan duduk pada sebelah timur segala saudaranya” (Kejadian 16:12).
“Maka kedudukannya
(Ismail) itu disebelah timur segala saudaranya” (Kejadian 25:18).
Jadi sudah jelas, keturunan Ishak (bangsa Israel atau Yahudi)
adalah saudara keturunan Ismail (bangsa Arab). Begitu pula sebaliknya, bangsa
Arab adalah saudara bangsa Israel. Dengan demikian Muhammad adalah orang Arab,
berarti dia itu saudara bangsa Israel. Hal ini sesuai dengan ramalan yg
berbunyi “dari antara saudara mereka”
(Ulangan 18:18).
_____________________
Pilihan Daftar Bacaan :
Apa Kata Bibel Tentang Muhammad?
Tiga Belas Angka Mujur
Nabi Itu Seperti Musa
Mualafnya Gadis Asal Riau
_____________________
_____________________
Pilihan Daftar Bacaan :
Apa Kata Bibel Tentang Muhammad?
Tiga Belas Angka Mujur
Nabi Itu Seperti Musa
Mualafnya Gadis Asal Riau
_____________________
Ramalan itu jelas telah menegaskan bahwa nabi seperti Musa yang
akan datang bukan lahir dari keluarga Israel atau di antara mereka sendiri, melainkan
lahir dari kalangan saudara mereka. Muhammad adalah diantara saudara mereka.
Firman Di Mulut
Lebih jauh lagi ramalan itu menegaskan :
“Aku akan menaruh
firman-Ku kedalam mulutnya”
“Apa pengertiannya?” Anda tahu, ketika saya meminta anda
untuk membaca kitab Ulangan 18:18, lalu anda membacanya, apakah saya disebut
orang yg menaruh kata2 kedalam mulut anda?”
“Tidak!”, jawab Dominee itu.
“Jika saya ajarkan suatu bahasa, misalnya bahasa Arab, yang
anda belum menguasainya. Dan bila saya meminta anda untuk membaca atau
mengulangi apa yg saya ucapkan, misalnya (QS. Al-Ikhlas : 1-4)
1.
Katakanlah
: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa
2.
Allah
adalah tempat bergantung segalanya
3.
Dia
tidak beranak dan tidak diperanakan
4.
Dan
tidak ada yang setara dengan Dia”
“Apakah tidak mungkin saya meletakan kata2 kedalam mulut
anda, yakni kata2 yg belum pernah dikenal oleh lidah asing seperti yang telah
anda ucapkan tadi?”, tanya saya kepadanya.
Dominee itu menyetujuinya. Saya katakan kepadanya lagi, “Dengan
cara seperti itulah firman Allah (Al Qur’an) disampaikan kepada Muhammad SAW.”
Sejarah telah menyatakan, saat itu Muhammad berusia 40 tahun.
Beliau mengucilkan diri di gua Hira,
yang letaknya 3 mil sebelah urara kota Mekkah. Pada malam ke 17 bulan ramadhan,
di dalam gua itu, Malaikat Jibril memerintah beliau untuk mengucapkan “Iqra” yang berarti “Bacalah!,
Nyatakanlah! atau Katakanlah!”. Dengan rasa ketakutan, Muhammad menjawab : “Ma ana bi qirain!” yang artinya “Aku
tidak bisa membaca!” Malaikat Jibril memerintahnya untuk ke 2 x, tetapi
Muhammad tetap memberikan jawaban yang sama. Kemudian Malaikat itu meneruskan
bacaannya :
“Iqra’ bismi rabbikal
lazi khalaq”
Barulah Muhammad mengerti, bahwa yg diminta oleh Malaikat itu
kepadanya adalah menirukan atau mengulangi. Dan beliau pun mengucapkan firman
yang diwahyukan itu :
1 Bacalah
dengan nama Tuhanmu yang menciptakan
2. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal dara
3. Bacalah
dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah
4. Yang
mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam
5.Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (QS. Al Alaq : 1-5)
Lima ayat inilah wahyu pertama yang diturunkan kepada
Muhammad, yang sekarang menempati permulaan ayat pada surat ke 96 di kitab suci
Al Qur’an.
Orang Yang Paling
Dipercaya ( Nantikan Kelanjutannya)
No comments:
Post a Comment