Nabi Itu Seperti Musa

 Nabi Itu Seperti Musa

“Orang2 (Yahudi dan Nasrani) yg telah kami beri alkitab ( Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak2 mereka sendiri. Dan sesungguhnya dri golongan mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui”.
(QS.Al_Baqarah :146)

Hasil gambar untuk Nabi Musa

Setelah menyebutkan ayat itu dalam bahasa Afrika, saya minta maaf apabila ada kesalahan
dalam mengucapkannya. Pendeta itu meyakinkan bahwa saya telah mengucapkan ayat itu dengan benar, lalu saya bertanya lagi,

"Tertuju kepada siapakah ayat ini?"
"Yesus". Dia menjawab tanpa ragu sedikitpun
"Mengapa Yesus, kan namanya tidak disebutkan disini?. Saya tanya lagi.
"Sebab ramalan adalah kata-kata yg benggambarkan sesuatu yg akan datang, dan saya membuktikan bahwa pernyataan dalam ayat ini cukup jelas menggambarkan tentang Yesus. Tahukan anda kata-kata yg paling pokok pada ayat ini adalah 'Soos jy is' - Seperti engkau ini -. Pengertiannya adala seorang nabi itu seperti Musa, dan Yesus lah orang seperti Musa". Jawab Pendeta itu.  

"Dalam hal apa Yesus seperti Musa?", saya tanya lagi.
"Pertama Musa adalah orang Yahudi dan Yesus-pun orang Yahudi, kedua Musa seorang nabi, dan Yeusu juga seorang nabi. Karena itu Yesus seperti Musa dan persis sebagaimana yang difirmankan Tuhan kepada Musa 'Soos jy is' ". Jawab Pendeta.

"Dapatkah anda menemukan kesamaan-kesamaan lain antara Musa dengan Yesus?", kulanjutkan pertanyaannya, dan Pendeta itu tidak menemukan jawabannya. Lalu kuteruskan pertanyaan berikutnya,

'Jika hanya ada dua kriteria untuk menentukan seorang tokoh yg dimaksudkan oleh kitab ulangan 18:18 ini, berarti kriteria itu bisa cocok dengan siapapun diantara tokoh Yahudi setelah Musa, misalnya Salomo (Sulaiman), Yesaya, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Maleakhi, Yohanes Pembaptis dan lain-lain. Karena mereka berbangsa Yahudi dan juga seorang nabi. Mengapa kita tidak menujukan ayat itu pada salah seorang diantara para nabi itu, dan mengapa hanya kepada Yesus ? Mengapa kita harus menyebut ikan pada yang satu dan menyebut unggas pada lainya?".
Pendeta itu tidak mampu berkata sepatahpun, lalu kulanjutkan,

"Begini, kesimpulan saya adalah Yesus adalah orang yang paling tidak sama dengan nabi Musa. Dan jika pendapat saya salah silahkan dibantah".

Tiga Perbedaan

Singkat kata, saya menyangkal persamaan Musa dengan Yesus dalam hal :

"Pertama Yesus tidak sama dengan Musa karena menurut anda Yesus adalah Tuhan, sedangkan Musa Bukanlah Tuhan, benarkah itu?"
"Ya". Jawab Pendeta itu.
"Oleh karenanya Yesus tidak sama dengan Musa". Kata saya.
"Kedua menurut anda, Yesus mati untuk menebus dosa manusia. Tetapi kematian Musa bukan untuk menebus dosa, benarkah itu?".
"Ya!", jawabnya.
"Karena itu Yesus tidak sama dengan Musa". Kata saya lagi.
"Ketiga menurut anda, Yesus pergi keneraka selama tiga hari, tetapi Musa tidak pernah, benarkan itu?", tanya saya.
"Y..a..!", dia menukas tanpa daya. 
 "Dengan demikian Yesus tidak sama seperti Musa", itulah kesimpulan saya.

"Tapi tuan Pendeta, semua ini bukanlah fakta yg rumit atau pelik, melainkan fakta yg sangat nyata. Itu semua hanyalah masalah keyakinan sepele yg sebagian orang bisa saja tersandung dan jatuh. Marilah kita bicarakan emua yang sederhana dan sangat mudah, sehingga apabila jemaat anda diajak untuk mendengarkan pembicaraan ini, tidak ada kesulitan untuk mengikutinya, bolehkan?", aku mendesaknya, dan dominee ini sangat senang dengan usulku itu.

Ayah Dan Ibu

"Musa mempunyai ayah dan ibu, Muhammad juga mempunyai ayah dan ibu, tetapi Yesus hanya mempunyai ibu tetapi tidak mempunyai ayah manusia. Benarkah ini?"
"Ya". Jawab Pendeta itu.
"Daarom is Jesus nie soos mooses nie, maar Muhammad is soos Moses!" (Dengan demikian Yesus tidak sperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa!).

Kelahiran Ajaib

"Musa dan Muhammad dilahirkan secara ajar dan alami melalui hubungan jasmani antara pria dan wanita, tetapi Yesus diciptakan dengan keajaiban yg sangat istimewa. Anda akan teringat bahwa kita telah diberitahu oleh Matius 1:18 yang berbunyi :

"Pada waktu Maria, ibunya bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus".
Lukas juga mengatakan, ketika berita baik tentang kelahiran bayi suci itu dikabarkan kepadanya, Maria berkata :

"Bagaimana mungkin ini terjadi, karena aku belum bersuami? Malaikat itu menjawab dan berkata, 'Roh Kudus akan turun kepadamu dan kuasa Allah yang Maha Tinggi akan menaungi engkau' ". (Lukas 1:35)

Kitab suci Al-Qur'an juga menegaskan mengenai kelahiran ajaib Yesus itu, dengan ungkapan yg lebih muliya dan luhur sebagai berikut :

"Ya Tuhanku, bagaimana mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang pria?! ". 

Allah befirman (dengan perantara Malaikat Jibril), "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, apabila  Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya, "Jadilah!, maka jadilah ia". (QS.Al-Imran :47)  

Bagi Tuhan tidak perlu menanamkan benih pada manusia ataupun hewan, apabila Allah menghendaki maka Dia cukup mengatakan "Jadilah!", maka jadilah ia. Inilah konsep Islam mengenai kelahiran Yesus. Ketika saya membandingkan versi Al Qur'an dengan Injil tentang kelahiran Yesus kepada tokoh masyarakat Kristen dikota saya, lalau saya tanyakan: 

"Versi manakah yg lebih bapak sukai untuk diceritakan kepada anak gadis bapak, versi Al Qur'an ataukah Injil?".
"Versi Al Qur'an", orang itu menjawab sambil menundukan kepala.

Akhirnya saya berkata kepada dominee yg ada didepanku , "Benarkah Yesus dilahirkan dengan cara ajaib dan bertentangan dengan kelahiran alamiah yg dialami Musa dan Muhammad?"

"Ya!", dengan bangga dia menjawabnya.
"Karena itu Yesus tidak seperti Musa, tapi Muhammad seperti Musa. Simaklah dengan teliti firman Tuhan dalam kitab Ulangan 18:18 yang berbunyi  'Seperti engkau' (seperti Musa), dan Muhammad seperti Musa".

Pertalian Perkawinan

"Musa dan Muhammad mempunyai istri dan keturunan, tetapi Yesus tetap membujang sepanjang hidupnya, benarkah itu?".
"Ya..". Jawab Pendeta.
"Berarti Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa". Kata saya.

Yesus Tidak Diterima Oleh Umatnya

"Musa dan Muhammad diterima sebagai nabi oleh umatnya sepanjang hidupnya. Tidak disangkal lagi, orang2 Yahudi sering menimbulkan masalah bagi Musa, tetapi mereka mengakui bahwa Musa adalah nabi Allah yang diutus untuk mereka. Bangsa Arab juga sering membuat sedih Muhammad. Setelah tigabelas tahun menyampaikan ajaranya di kota Mekkah, beliau harus hijrah dari kota kelahiranya. Tetapi sebelum wafat, seluruh bangsa Arab menerimanya sebagai Raulullah. Sedangkan menurut Injil sendiri, 'Yesus datang untuk domba-domba Tuhan (Bangsa Israel), tetapi domba-domba itu tidak menerimanya' (Yohanes 1:11) ".
"Sekarang setelah duaribu tahun, seluruh masyarakat - Bangsa Yahudi - tidak mengakuinya, benarkah itu?". 
"Ya..", jawab Pendeta itu.
"Kalau begitu, Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa", lanjut saya.

Kerajaan Dunia Lain

"Musa dan Muhammad adalah Nabi sekaligus sebagai seorang Raja. Yang saya maksud dengan nabi adalah orang yang menerima wahyu Tuhan sebagai petunjuk bagi manusia. Kemudian petunjuk itu disampaikan kepada manusia seperti apa yang telah diterimanaya, tanpa penambahan ataupun pengurangan".

"Raja adalah orang yang mempunyai kekuasaan atas suka dan duka rakyatnya. Tidak perduli apakah dia memakai mahkota atau tidak, apakah dia pernah dinobatkan sebaagai putra ataukah tidak. Apabila seseorang mempunyai kekuasaan hukum yang tegas dia adalah raja".

"Nabi Musa mempunyai kekuasaan itu. Apakah anda ingat, ketika seorang Israel didapati mengambil kayu api dihari sabat, dan Musa melemparinya hingga mti? (Bilangan 15:36). Banyak peristiwa lain yang juga disebutkan dalam Bibel sebagai hukum yang dijatuhkan kepada orang-orang Yahudi atas perintah Musa. Begitu juga Muhammad, beliau mempunyai kekuasaan atas hidup dan mati umatnya".

"Ada sejumlah contoh dalam Bibel mengenai orang-orang yang hanya diberi tugas kenabian semata-mata, tetapi mereka tidak diserahi tugas untuk menyebarkan ajaran-ajaran itu. Beberapa utusan Tuhan yang tidak berdaya menghadapi umatnya yang keras kepala antara lain Nabi Lut (Lot), Yunus (Jonah), Daniel, Ezra dan Yohanes Pembabtis. Mereka sekedar menyampaikan ajaran, tetapi tidak mampu menegakan hukum".

"Yesus (Nabi Isa as.) termasuk orang yang bernasib malang seperti para nabi diatas. Ketika Yesus diseret ke hadapan  Pontius Pilatus, Gubernur Romawi yang berkuasa di Palestina - karena dituduh menghasut penduduk agar mengadakan pemberontakan terhadap penjajah Romawi - Yesus membela diri dengan mengatakan : 
'Kerajaanku bukan didunia ini. Jika kerajaanku didunia ini, pasti hamba-hambaku telah melawan, supaya aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi kerajaanku bukan dari sini' ". (Yohanes 18:36)

"Pernyataan ini melegakan hati Pilatus, bahwa walaupun Yesus sering menentang dia, tetapi dianggap tidak membahayakan bagi kekuasaanya. Yesus hanya menuntut kerajaan spiritual saja. Dengan kata lain, beliau hanya minta diakui sebagai Nabi".
"Benarkah itu?". Kutanya lagi.
"Ya!", jawab Pendeta.
"Kalau begitu Yesus tidak seperti Musa, tetapi Muhammad seperti Musa", saya menambahkan.

Tidak Ada Hukum Baru ........(nantikan berikutnya)
Post By : Galih El Badrun


Baca Juga Lainnya :


Apa Kata Bibel Tentang Muhammad?
Tiga Belas Angka Mujur

No comments:

Post a Comment